Pembelajaran Tematik Integratif Untuk Sekolah Dasar
Pembelajaran tematik integratif adalah sebuah pendekatan pembelajaran yang menghubungkan berbagai macam kompetensi dari bermacam mata pelajaran ke dalam berbagai topik atau tema.
Pengintegrasian
atau penghubungan terwujud dalam dua hal, diantaranya adalah integrasi tentang
sikap, pengetahuan pada saat pembelajaran dan juga ketrampilan. Integrasi yang
kedua adalah menghubungkan berbagai tema dasar yang saling berhubungan. Tema mempunyai
makna berbagai konsep dasar jadi setiap siswa tidak belajar konsep secara
parsial.
Dengan begitu, maka pembelajaran tematik integratif dalam prosesnya memberikan sebuah makna yang utuh kepada siswa seperti yang tergambarkan pada tema yang tersedia. Dalam hal ini tema yang dipilih sesuai dengan kehidupan manusia yang sebenarnya.
Untuk
siswa kelas I, II dan III mendapatkan keduanya (alam dan kehidupan manusia)
yang merupakan pemberi makna yang subtansial terhadap pelajaran PPKn, Matematika,
Bahasa Indonesia, Seni Budaya dan Prakarya dan juga Pendidikan Jasmani
Olahraga.
Dari sinilah
kompetensi dasar dari mata pelajaran IPA dan juga IPS diorganisasikan ke mata
pelajaran yang lainnya, karena mempunyai peran yang sangat penting sebagai pengikat
serta pengembang kompetensi dasar mata pelajaran yang lainnya.
Jika
dilihat dari sudut pandang psikologis, siswa belum mampu berfikir abstrak untuk
memahami isi dari mata pelajaran yang dipisah kecuali kelas IV, V dan juga VI,
mereka sudah bisa berfikir secara abstrak.
Berdasarkan
pandangan psikologi perkembangan serta gestalt mampu memberi dasar yang kuat
untuk integrasi kompetensi dasar yang diorganisasikan dalam model pembelajaran
tematik.
Jadi jika
dilihat dari transdisciplinarity, maka penggabungan isi dari kurikulum secara
terpisah tidak memberikan keuntungan bagi kemampuan berfikir yang berikutnya.
Itulah
pemahaman tentang pembelajaran tematik integratif untuk sekolah dasar. Model
pembelajaran ini juga mempunyai banyak manfaat untuk siswa dan guru.
Diantaranya adalah sebagai berikut :
Pembelajaran
tematik lebih fleksibel dalam pemanfaatan waktu, serta juga menyesuaikan apa
yang dibutuhkan oleh peserta didik pada saat ini.
Pembelajaran
tematik menjadi jalan membersatu pembelajaran peserta didik untuk konvergensi
pemahaman yang didapatkannya sambil mencegah terjadinya inkonsistensi pada
setiap mata pelajaran.
Pembelajaran
tematik menyeimbangkan cara berfikir pada anak. Yang mana hasil dari penelitian
otak mendukung anak untuk menerima banyak hal yang kemudian merangkumnya
menjadi satu materi.
Merefleksikan
dunia nyata yang dialami siswa pada lingkungan hidup yang sebenarnya.
Jadi
dengan adanya pembelajaran tematik ini sangat banyak sekali manfaatnya jika
diterapkan dalam sistem belajar mengajar. Tujuan dari pembelajaran ini juga
tidak berbeda jauh dari tujuan mata pelajaran pada umumnya, yakni bisa mencapai
hasil belajar siswa yang lebih optimal.
Tematik
juga menyediakan kunci jawaban tematik
yang nantinya bisa dimanfaatkan oleh guru untuk mengoreksi tugas-tugas dari
siswa. Dalam pembelajaran ini guru hanya sebagai fasilitator saja, yang
memudahkan peserta didik dalam proses belajar mengajar.